JAKARTA - Perkembangan teknologi digital kini menjadi pendorong utama transformasi sektor energi. Salah satu inovasi yang tengah menarik perhatian adalah konsep Smart Grid berbasis Internet of Things (IoT), yang menghadirkan jaringan listrik pintar dengan kemampuan efisiensi dan kendali canggih.
Dalam Seminar Nasional WATT NEXT 2025, Prof. Dr. Eng. Suroso, Guru Besar Teknik Elektro Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), memaparkan potensi smart grid sebagai tulang punggung sistem kelistrikan masa depan Indonesia. Ia menekankan bahwa jaringan listrik pintar bukan sekadar teknologi, tetapi langkah strategis untuk menciptakan sistem energi nasional yang lebih efisien, handal, dan berkelanjutan.
Komunikasi Dua Arah Antara Konsumen dan Penyedia Listrik
Tradisionalnya, sistem kelistrikan hanya memungkinkan aliran energi satu arah, dari penyedia ke konsumen. Smart grid, dengan dukungan IoT, memungkinkan aliran komunikasi dua arah, sehingga penyedia listrik dapat memonitor konsumsi, sementara konsumen dapat menyesuaikan penggunaan energi secara real-time. “Inovasi digital pada jaringan listrik akan menciptakan efisiensi energi sekaligus memperkuat ketahanan sistem kelistrikan nasional,” ujar Prof. Suroso.
Teknologi IoT di smart grid memungkinkan pengumpulan data, pemrosesan informasi, dan pengendalian otomatis. Sistem ini memanfaatkan sensor, jaringan nirkabel, dan platform analitik untuk mengumpulkan data dari berbagai titik dalam jaringan listrik—mulai dari pembangkit, transmisi, distribusi, hingga konsumsi di rumah tangga atau industri.
Data yang terkumpul kemudian diolah untuk pengambilan keputusan lebih cepat dan akurat, termasuk deteksi dini gangguan, optimasi penggunaan energi, serta penyesuaian pasokan daya.
Arsitektur IoT yang Mendukung Efisiensi Energi
Prof. Suroso menyoroti tiga lapisan utama dalam arsitektur IoT smart grid, yaitu: pengumpulan data, komunikasi data, dan pemrosesan data. Ketiga lapisan ini menjadi fondasi bagi sistem untuk bekerja secara otomatis, mengatur pasokan energi sesuai kebutuhan, dan mencegah pemborosan listrik. Misalnya, sistem dapat menurunkan daya listrik pada jam puncak atau mengalihkan energi dari pembangkit cadangan untuk menjaga kestabilan jaringan.
Tidak hanya pada skala industri atau kota, penerapan IoT juga menyasar sektor rumah tangga melalui konsep Smart Home dan Smart Metering. Konsumen kini dapat memantau penggunaan listrik secara langsung melalui aplikasi pintar, sehingga dapat mengatur pemakaian perangkat elektronik secara efisien. Selain menghemat biaya, pendekatan ini juga mendukung upaya pengurangan jejak karbon karena penggunaan energi menjadi lebih terkontrol.
Smart Grid sebagai Strategi Energi Nasional 2045
Dalam konteks kebijakan energi nasional, pengembangan smart grid menjadi salah satu strategi penting menuju visi Indonesia Emas 2045. Prof. Suroso menegaskan bahwa riset dan inovasi IoT di bidang kelistrikan harus terus didorong agar infrastruktur energi nasional siap menghadapi era cerdas dan ramah lingkungan. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri dalam mengimplementasikan smart grid agar manfaatnya dapat dirasakan secara luas.
Keunggulan utama smart grid terletak pada kemampuannya untuk mengintegrasikan berbagai sumber energi, termasuk energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan biomassa. Dengan sistem komunikasi dua arah, distribusi energi dari pembangkit terbarukan dapat disesuaikan secara real-time dengan kebutuhan konsumen, mengurangi risiko pemborosan dan meningkatkan efisiensi.
Dampak Smart Grid bagi Industri dan Rumah Tangga
Selain itu, smart grid juga mendukung ketahanan energi nasional melalui pengelolaan beban listrik yang lebih cerdas. Sistem ini dapat mendeteksi lonjakan atau penurunan konsumsi, melakukan otomatisasi pemulihan pasokan, serta mencegah gangguan skala besar yang dapat mengakibatkan pemadaman listrik.
Di sektor industri, pemanfaatan smart grid berbasis IoT memberikan keuntungan tambahan berupa efisiensi operasional. Pabrik dan perusahaan dapat menyesuaikan penggunaan energi berdasarkan data real-time, meminimalkan biaya operasional, dan mengurangi emisi karbon. Teknologi ini juga mendukung penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) karena penggunaan energi menjadi lebih bertanggung jawab dan ramah lingkungan.
Menuju Era Energi Cerdas dan Ramah Lingkungan
Prof. Suroso menutup paparan dengan menekankan bahwa smart grid bukan sekadar alat penghemat energi, tetapi juga bagian dari strategi transformasi energi nasional. Ia berharap inovasi digital dan IoT di sektor kelistrikan dapat memperkuat keamanan energi, mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil, dan mendorong masyarakat serta industri untuk lebih cerdas dalam menggunakan listrik.
Dengan penerapan smart grid berbasis IoT, Indonesia memiliki peluang besar untuk membangun sistem energi berkelanjutan, meningkatkan efisiensi, dan mendorong kesadaran masyarakat terhadap penggunaan energi yang lebih bijak. Era energi cerdas dan berkelanjutan bukan lagi konsep masa depan, tetapi langkah nyata yang tengah dijalankan melalui inovasi teknologi digital dan kolaborasi lintas sektor.